Pola hidup konsumtif saat ini telah menjadi tren di kalangan masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pola hidup konsumtif yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam pengeluaran dan pendapatan masyarakat. Hal ini dapat berdampak pada tergerusnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat memicu ketidakstabilan ekonomi.
Dampak negatif dari pola hidup konsumtif ini juga disoroti oleh beberapa ahli. Menurut Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.Sc., Ph.D., pola hidup konsumtif yang tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang lebih besar di masyarakat. Hal ini dapat mengancam stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, pola hidup konsumtif juga dapat berdampak pada lingkungan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pola konsumtif yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan seperti deforestasi, polusi udara, dan perubahan iklim.
Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola pola hidup konsumtif. Menurut Prof. Dr. Emil Salim, M.A., pola konsumtif yang berkelanjutan harus dijadikan sebagai gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, peran semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mengurangi dampak negatif dari pola hidup konsumtif. Dengan kesadaran akan pentingnya mengubah pola hidup konsumtif menjadi lebih berkelanjutan, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga dengan baik.